Kau berjalan santai dan sedikit berbungkuk.
Menancapkan bilah baja yang diasah tajam.
Sesekali kau hentakkan di tangkai yang buah yang kuat.
Dengan sabar kau terus menghentakkannya.
Akhirnya tangan itu berhasil menjatuhkan buahnya,
Yang kelak akan dia tukarkan dengan lembaran rupiah,
Bahkan hujan diluarsana tak membuat ambisimu kian ciut.
Pohon-pohon yang kian menjulang tinggi menambah beban bagimu,
Pohon yang bak serdadu berbaris rapi diatas tanah.
Kelak pohon itu semakin menua seraya menuanya usiamu.
Dan tiba masanya pohon itu akan tumbang.
Dan tempat pencaharianmu pun hilang,
Tapi nasip anak istrimu masih melekat di kedua tanganmu.
Leang-leang, 22 April 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar