Sabtu, 04 April 2020

si gesit yang solid



         Ayunan yang terbuat dari tali itu tak hentinya terayun-ayun ke kiri dan ke kanan membuat mataku lelah dan ingin terpejam, beriring lagu-lagu pengantar tidur yang di nyanyikan oleh tanteku untuk anaknya yang juga berayun di dekatku, aku pun terlelap tapi merasa kurang nyaman dengan posisi tidur terlentang dan badan melengkung. Tepat jam 13.12 aku terbangun dari tidurku ya sedari tadi memang tak nyaman, kuregangkan otot ku agar lebih segar.
         “motono, lokako antarakanggi ambo doko di pucu’ ”bahas bugis yang artinya: (kamu sudah bangun, kamu pergi antarkan bekal untuk bapak di pucu’). (Pucu’ adalah sebuah kampung dibelang gunung lambatorang dikelurahan leang-leang). Aku pun bergegas menarik jaket dan jilbabku, kemuadian aku menyalakan mesin sepeda motor dan membonceng tanteku untuk menemaniku ke sana, jalanan ke pucu’ sempit dan hancur, batu-batuan di jalan sesekali hampir membuat motor yang kukendarai tergelincir, pemerintah sama sekali Tidak  merenovasi jalan-jalan itu, bukan hanya jalan menuju pucu’ yang dipenuhi batu tetapi jalan dekat rumahku pun hanya separuh yang dibeton. 
         Sesampai di sana aku melihat ambo (dia adalah kakeku, tapi aku memangilnya ambo,) iya sedang memukul-mukul padi pada salah satu alat yang kami sebut passampa yang kegunaannya untuk memisahkan padi dari batangnya, aku pun memarkirkan motorku di dekat pohon yang berfungsi sebagai pegangan kawat pagar, kemudian tanteku mebawa bekal dan air kepada ambo, dan melahapnya.  Aku pun duduk diatas motorku sambil menikmati bentang alam perkampungan yang indah, dan masih asri suara-suara moyet pun masih kadang terdengar dari gunung-gunung di dekat sawah.


        Aku bosan duduk saja kemudian menarik dedaunan di pagar, seketika aku diserang oleh makhluk yang begitu gesit, mengelilingiku dan mengikuti kemana aku pergi, kukibas-kibaskan tanganku agar hewan itu menjauh, huf.. akhirnya hewan itu tak mengejarku lagi.  Tanteku berkata kalau disitu ada tawon, aku baru sadar  dan ternyata benar ada sarang tawon bersama dengan anggota-anggotanya yang saling membantu membuat sarang dan bertelur, sebuah kekerabatan yang harmonis dan kerja kelompok yang sangat solid, sementara aku adalah pengganggu ketenangan tawon-tawon itu. Tawon itu adalah jenis tawon kertas, yang mencari sesuap gizi dari ulat,  tawon itu dapat menyengat kita dan sengatannya cukup sakit dan gatal, aku kemudian mengabadikannya. Dan cepat-cepat menjauh dari tempat itu, ambo pun telah menyelesaikan santapan sianganya, karena di tempat itu tak ada bale-bale untuk sekedar beristirahat aku memutuskan untuk pulang kerumah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengantar tidur seorang anak-anak bugis

     Bayi adalah buah hati yang sangat di idamkan kehadirannya, seorang ibu butuh 9 bulan untuk menunggu kelahiran sang buah hati.  sebelum ...