Kamis, 23 April 2020

pencapaian uang, dan bagaimana uang bertindak dalam lingkunganmu?

    Bukan masanya berburu_pengumpul, bukan pula masanya kolonialisme, namun kita hidup di zaman milenial. Semua serba instan, tapi nyatanya tak pernah pisah dari sekedar usaha, dan apa yang diasebut uang. Coba banyangkan bagaimana jika uang tak pernah ada? Kita pasti masih menggunakan sistem barter, dan berusaha lebih maksimal daripada sekarang, mengapa bisa kita lebih maksimal jika tak ada uang? Iya... kita tahu bawa barter berupa barang yang ditukar dengan barang, tentunya dengan sebuah kesepakatan antar dua belah pihak, dan pasti pekerjaan akan susah dibayar, sebagai contoh pekerja kantoran, akankah dengan sistem barter iya akan digaji dengan produk yang iya jual, lalu kemudian iya tukarkan lagi dengan beras atau makanan, begitu seterusnya,  tentu sangat sulit mencari peminat dari produk atau barang yang di tawarkan itu.
    Namun dengan benda yang berbentuk koin ataupun kertas ini lebih mudah memberikan gaji seseorang. Bahkan sudah ada gaji tanpa memberikan langsung uangnya, dengan hanya masuk direkening-rekening kita berupa penambahan saldo. Uang membawa dampak besar bagi kemaslahatan orang banyak, namun juga membuat masalah bagi sebagian orang, dengan uang kita dapat membeli kendaraan atau kebutuhan yang kita inginkan. Yang menjadi masalahnya jika kita tidak memiliki uang! 
   Uang adalah satu-satunya sisyem kepercayaan yang diciptakan manusia yang bisa menjembatani hampir setiap jurang kultural, dan tidak mendiskriminasi berdasarkan agama, gender, ras, usia atau orientasi. Uang dapat digolongkan sebagai pengukur drajat seseorang dalam stratifikasi sosial,  dengan uang kau akan lebih dihargai. Serta uang dapat membangun suatu imperium-imperium besar, dan memajukan sains maupun teknologi.
      Mendapatkan pundi-pundi rupiah ini pun tidak lah gampang. Kau harus bekerja lebih keras jika ingin mendapatkan lebih banyak uang, bahkan rela menanggung nyawa demi segepok uang. Pendapatanmu akan di iming-imingi dengan status sosial yang tinggi dalam masnyarakat. semakin banyak yang uang yang kau kontribusikan terhadap seseorang, maka orang itu akan lebih baik denganmu, membangga-banggakan  kedermawaanmu, membandingkan engkau dengan mereka yang tak memberikan kontribusi sama sekali. 
    Acap kali orang tersinggung jika muali membahas uang, dangan terang-terangan orang memamerkan kekayaan dengan pencapaian berupa, rumah, kendaraan mewah, perhiasan, luas tanah, dan gelar haji_bagi masyarakat sulawesi selatan.
    Oleh karena itu, dewasa ini kita sepantasnya lebih bijak lagi dalam memanfaatkan uang, kita yang menggunakan dan memperdayakan uang, bukan uang yang memperdayakan kita.

Rabu, 22 April 2020

Sosok Yang Tak Kenal Lelah

Kau berjalan santai dan sedikit berbungkuk.
Menancapkan bilah baja yang diasah tajam.
Sesekali kau hentakkan di tangkai yang buah yang kuat.
Dengan sabar kau terus menghentakkannya. 
Akhirnya tangan itu berhasil menjatuhkan buahnya,
Yang kelak akan dia tukarkan dengan lembaran rupiah,
Bahkan hujan diluarsana tak membuat ambisimu kian ciut.
Pohon-pohon yang kian menjulang tinggi menambah beban bagimu,
Pohon yang bak serdadu berbaris rapi diatas tanah.
Kelak pohon itu semakin menua seraya menuanya usiamu.
Dan tiba masanya pohon itu akan tumbang. 
Dan tempat pencaharianmu pun hilang,
Tapi nasip anak istrimu masih melekat di kedua tanganmu.

Leang-leang, 22 April 2020.

Sabtu, 04 April 2020

si gesit yang solid



         Ayunan yang terbuat dari tali itu tak hentinya terayun-ayun ke kiri dan ke kanan membuat mataku lelah dan ingin terpejam, beriring lagu-lagu pengantar tidur yang di nyanyikan oleh tanteku untuk anaknya yang juga berayun di dekatku, aku pun terlelap tapi merasa kurang nyaman dengan posisi tidur terlentang dan badan melengkung. Tepat jam 13.12 aku terbangun dari tidurku ya sedari tadi memang tak nyaman, kuregangkan otot ku agar lebih segar.
         “motono, lokako antarakanggi ambo doko di pucu’ ”bahas bugis yang artinya: (kamu sudah bangun, kamu pergi antarkan bekal untuk bapak di pucu’). (Pucu’ adalah sebuah kampung dibelang gunung lambatorang dikelurahan leang-leang). Aku pun bergegas menarik jaket dan jilbabku, kemuadian aku menyalakan mesin sepeda motor dan membonceng tanteku untuk menemaniku ke sana, jalanan ke pucu’ sempit dan hancur, batu-batuan di jalan sesekali hampir membuat motor yang kukendarai tergelincir, pemerintah sama sekali Tidak  merenovasi jalan-jalan itu, bukan hanya jalan menuju pucu’ yang dipenuhi batu tetapi jalan dekat rumahku pun hanya separuh yang dibeton. 
         Sesampai di sana aku melihat ambo (dia adalah kakeku, tapi aku memangilnya ambo,) iya sedang memukul-mukul padi pada salah satu alat yang kami sebut passampa yang kegunaannya untuk memisahkan padi dari batangnya, aku pun memarkirkan motorku di dekat pohon yang berfungsi sebagai pegangan kawat pagar, kemudian tanteku mebawa bekal dan air kepada ambo, dan melahapnya.  Aku pun duduk diatas motorku sambil menikmati bentang alam perkampungan yang indah, dan masih asri suara-suara moyet pun masih kadang terdengar dari gunung-gunung di dekat sawah.


        Aku bosan duduk saja kemudian menarik dedaunan di pagar, seketika aku diserang oleh makhluk yang begitu gesit, mengelilingiku dan mengikuti kemana aku pergi, kukibas-kibaskan tanganku agar hewan itu menjauh, huf.. akhirnya hewan itu tak mengejarku lagi.  Tanteku berkata kalau disitu ada tawon, aku baru sadar  dan ternyata benar ada sarang tawon bersama dengan anggota-anggotanya yang saling membantu membuat sarang dan bertelur, sebuah kekerabatan yang harmonis dan kerja kelompok yang sangat solid, sementara aku adalah pengganggu ketenangan tawon-tawon itu. Tawon itu adalah jenis tawon kertas, yang mencari sesuap gizi dari ulat,  tawon itu dapat menyengat kita dan sengatannya cukup sakit dan gatal, aku kemudian mengabadikannya. Dan cepat-cepat menjauh dari tempat itu, ambo pun telah menyelesaikan santapan sianganya, karena di tempat itu tak ada bale-bale untuk sekedar beristirahat aku memutuskan untuk pulang kerumah.



Jumat, 03 April 2020

sapi

TUAN KAKEK DAN SAPI BOLONG"
.
Tak pernah ada kata ragu jika hanya sekedar duduk, memandang, dan menunggu si perut-perut kosong terisi.
.
Pengembala sapi, bahasa bugisnya "makkampi sapi" kegiatan ini ditandai dengan musim hujan dan musim menanam pdi, jagung, dan sayur-sayuran. 
Sapi-sapi yang biasanya dilepas kini harus dijaga atau di ikat bahkan dikandangkan, bukan tampa sebab tapi jika sapi-sapi itu dibiarkan berkeliaran maka padi-padi dan tumbuhan lainya akan dimakan, hal seperti itu kerap menyebabkan pertentangan antara si empunya tanaman dan peternak. Maka dari itu sapi harus dikandangkan atau diikat demi menghindari pertentangan. .
.
.
.

Dia Yang Pemula



Sebuah kesadaran akan keinginan-ingin bangkit dan memulai semuanya dengan tekat atas keberanian!

Seruan seorang remaja yang enggan baerpaling dalam kenikmatan masa-masa kelabilanya, padahal iya sadar betapa berharganya sebuah tekat, betapa bergarganya keberanian. 
Iya mengeluh ini itu seolah mengerti perjalanan seorang yang beranjak dewasa.

Di satu sisi iya sadar akan usaha, iya menggali lebih banyak lagi, membolak balik lembaran buku, menilik setiap katanya, dan mengangguk-angguk dalam irama suaranya. Suatu saat iya akan menemukan masa-masa itu. Kapan? Tunggu saja!

Pengantar tidur seorang anak-anak bugis

     Bayi adalah buah hati yang sangat di idamkan kehadirannya, seorang ibu butuh 9 bulan untuk menunggu kelahiran sang buah hati.  sebelum ...