Minggu, 13 Desember 2020

Pengantar tidur seorang anak-anak bugis

     Bayi adalah buah hati yang sangat di idamkan kehadirannya, seorang ibu butuh 9 bulan untuk menunggu kelahiran sang buah hati.  sebelum si bayi lahir banyak orang tua yang sudah menyediakan  persiapan yang dilakukan dalam menunggu kelahiran bayi nya.
      Kini terbersid ide untuk membuat tulisan ini setelah melihat tante saya memiliki seorang bayi yang lucu.
    Suku bugis dalam rannya  menidurkan bayi. memiliki keunikan tersendiri, seperti anak-anak bayi pada umumnya anak aku bugis di tidurkan dalam ayunan khusus bayi yang disebut "pere". Dahulu ayunan ini terbuat dari sarung yang digantung ditali, sehingga menyisakan ruang untuk tempat sang bayi tidur. Bukan dengan hal lain ternyata menidurkan bayi diatas ayunan punya manfaat tersendiri selain agar anak merasa selalu berada dalam gendongan ibu, juaga agar bayi tidak mudah dijangkau oleh serangga yang merayap seperti semut ketika ibunya pergi sejenak entah itu untuk memasak, mencuci atau menyapu. Hal ini juga yg digunakan oleh orang terdahulu yang tinggal didalam hutan agar sang anak tidak mudah dijangkau oleh binatang buas ketika orangtuanya pergi berburu.
      Jika anak-anak atau bayi tidak ditidurkan di atas ayunan sang ibu menemani anaknya  (tidur didekat anaknya) atau dalam bahasa bugis disebut "diluserang"  disinilah seorang ibu membelai lembut atau menepuk-nepuk bagian tertentu dari tubuh anaknya, biasanya bagian punggung dan bokong sang anak. Halini dilakukan agar anak merasa nyaman dan tidurnya lebih nyeyak.
     Kegiatan seperti mengayun, menemani anak kadang di selingi dengan lantunan irama lisan yang dinyayikan oleh orangtua dalam menidurkan anakanya, inilah yang di sebut sebagai nyayian pengantar tidur.
      Nyayian pengantar tidur bayi Bugis sangat unik, yang membuatnya unik pada saat sang ibu mulai menyayikan lagu-lagu pengantar tidur, yang terkesan senduh, seakan membawa saya untuk tertidur juga.  Suarang membuat siapapun yang mengerti arti dari lagu tersebut seketika merinding mendengarnya bahkan dapat membuat kita menangis, dalam bahasa Bugis mereka menyebutnya "pakurusumange". 
      Lagu pengantar tidur yang terkenal diatanyanya Yabe- lale, capu kucampa, ana'riyabbeang. Dan masih banyak lagi lagu-lagu yang dinyanyikan. lagu-lagu pengantar tidur ini berupa ritual yang dilakukan oleh orang tua bugis dalam menidurkan sang buah hati, lagu-lagu ini mengandung makna serta pesan moral serta pengharapan orangtua kepada anaknya atau berupa cerita yang dibawakan dengan nyayian.
     Sekarang lagu. lagu seperti yabe-lale sudah jarang dinyayikan oleh ibu, terkecuali bagai mereka yang masih tinggal di daerah pedesaan dan masih mengenal lagu-lagu ini. juga sekarang sudah ada hp yang dapat digunakan untuk memutar lagu-lagu itu. 
     Yang pada intinya lagu-lagu pengantar tidur merupakan cara orang tua bugis dalam menudurkan anaknya yang mengandung makna dan nilai-nilai atau berupa cerita-cerita yang didalamnaya berisi pengharapan kepada sang anak.


Minggu, 17 Mei 2020

Lontara(siwalan), Tanaman Multifungsi!

   
      Gambar: pohon Lontara(siwalan) 
         diambil dari: kumparan.com

 Kata Lontara sendiri berasal dari bahasa toraja, namun kebanyakan orang mengenalnya dengan sebutan Siwalan, (lontar, tal) dan masih banyak penyebutan namanya yang berbeda-beda disetiap daerah. Tanaman ini merupakan jenis palma(arecaceae) yang tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara. 
     Tanaman ini Tidak  memerlukan banyak air untuk tumbuh, jadi iya dapat tumbuh pada daerah kering sekalipun, pertumbuhan buahnya sanggatlah lama, bertahun2 lontara hanya menghasilkan akar yang banyak, kemudian barulah tumbuh tunasnya.
     Kegunaan  lontara tak kalah dengan kelapa beragam manfaat lontara  mulai dari batang yang dapat dibuat jembatan, buahnya dapat komsumsi, dan pada tangkai buahnya  dapat juga menghasilkan nira, daunnya dapat dibuat atap dan juga tikar.
  Buahnya memiliki tiga keping semacam biji yang ber cangkang  jika masih muda hanya berupa air di dilamnya kemudian air itu berubah menjadi daging Buah yang   kenyal dan enak serta aromanya yang khas dan segar. Kerap di campurkan dalam pembuatan es buah sebagai pengganti kelapa.
      yang unik lagi di Sulawesi selatan, daun lontara selain dibuat atap karena daunnya yang lebar seperti bentuk kipas dan dapat pula digunakan dalam pembuatan kerajinan, Juga digunakan  untuk menulis, hingga kita mengenal adanya aksara lontara, aksara orang bugis-Makassar. Pada umumnya tulisan itu ditulis diatas daun lontara. Sekarang sangat sulit sekali menemukan karya dari daun lontara atap daun lontara sudah digantikan dengan seng. Tikar-tikar berbahan daun lontara juga sudah digantikan dengan tikar berbahan Kain atau plastik yang lebih tahan lama dan bermotif. Daunya juga dapat dibuat alat musik sasando dari pulau rote, Nusa tenggara timur. Aksara diatas daun lontara juga sudah sulit ditemukan dan digantikan dengan lembaran-lembaran kertas, tulisan aksara berbahan daun lontara kita masih dapat menemukannya di museum-museum di Sulawesi selatan, dan rumah-rumah orang Bugis  yang masih menyimpannya dengan rapi dan aman. 
   Tanaman lontara yang tidak berbuah atau jantan juga dapat di manfaatkan, salah satunya dalam pembuatan nira. Yang membedakan nira lontara dan nira pada umumnya terletak pada rasa dan aroma niranya nya sendiri. Dan yang lebih unik dalam pengambilan sari niranya, bunga pada pohon lontara yang tidak dapat berbuah yang kemudian dipotong hingga hanya menyisakan tangkai bunganya saja, kemudian tangkai itu dipijit dan dijepit menggunakan bambu yang sudah di rancang guna merangsang keluarnya air dari tangkai lontara. Air yang keluar ditampung dalam wadah bambu atau botol. Niranya dapat dibut gula mera, atau gula cair. Pembuatan nira juga tidak sembarang, tuak dibuat ketika tidak turun hujan. namun jika hujan setip hari, Maka akan menghilangkan rasa pada tuak.
      Sekarang tanaman lontara sudah jarang ditemukan, khususnyaa di sulawesi selatan, seperti yang saya jelaskan diatas bahwa alat yang terbuat dari lontara sudah digantikan dengan bahan yang lebih awet dan bermotif. Bagaimana pun tumbuhan itu sangat bermanfaat, oleh karena itu kita sebagi generasi mudah jangan terbawah arus hanya semanta ingin eksis di sosial media, sewajarnya kita lebih bijaksana dalam menggunakan media Internet, dengan cara kita dapat membudidayakan tanaman yang mulai kehilangan fungsinya dalam Masyarakat.





Sabtu, 09 Mei 2020

upacara kehujanan

SMAban...
Senin, 11 februari 2019

Ditengah berlangsungnya upaca
Pagi itu,
Segerombolan siswa berpakaian abu-Abu putih
Tamapak Diatas kepala mereka   
awan dan matahari Seakan mengibarkan Bendera peperangan.

Upacara pagi itu 
Mulai riuh
Bisik bisika kekhawatiran mulai terdengar.

Siapakah yang akan menang?
Sang surnya ataukah awan!

Pertarungan pagi itu sangatlah
Sengit 
Kita adalah saksi sekaligus korban 
Dari keganasan 
awan pagi itu.

Akankah kalian goyah haya 
Dengan air hujan?
Kalian harus tau
Para pendahulu kita
Bajuya basah bersimpah darah,
Sementara kita yang haya basah dengan air huja harus goyah!?

Syukurlah 
Pembina kita pagi itu 
Sangatlah bijaksana
Karna hujan ini adalah rahmat
Sekalias bukti kesetian kita
Terhadap pancasila 
Pagi itu.

Kamis, 23 April 2020

pencapaian uang, dan bagaimana uang bertindak dalam lingkunganmu?

    Bukan masanya berburu_pengumpul, bukan pula masanya kolonialisme, namun kita hidup di zaman milenial. Semua serba instan, tapi nyatanya tak pernah pisah dari sekedar usaha, dan apa yang diasebut uang. Coba banyangkan bagaimana jika uang tak pernah ada? Kita pasti masih menggunakan sistem barter, dan berusaha lebih maksimal daripada sekarang, mengapa bisa kita lebih maksimal jika tak ada uang? Iya... kita tahu bawa barter berupa barang yang ditukar dengan barang, tentunya dengan sebuah kesepakatan antar dua belah pihak, dan pasti pekerjaan akan susah dibayar, sebagai contoh pekerja kantoran, akankah dengan sistem barter iya akan digaji dengan produk yang iya jual, lalu kemudian iya tukarkan lagi dengan beras atau makanan, begitu seterusnya,  tentu sangat sulit mencari peminat dari produk atau barang yang di tawarkan itu.
    Namun dengan benda yang berbentuk koin ataupun kertas ini lebih mudah memberikan gaji seseorang. Bahkan sudah ada gaji tanpa memberikan langsung uangnya, dengan hanya masuk direkening-rekening kita berupa penambahan saldo. Uang membawa dampak besar bagi kemaslahatan orang banyak, namun juga membuat masalah bagi sebagian orang, dengan uang kita dapat membeli kendaraan atau kebutuhan yang kita inginkan. Yang menjadi masalahnya jika kita tidak memiliki uang! 
   Uang adalah satu-satunya sisyem kepercayaan yang diciptakan manusia yang bisa menjembatani hampir setiap jurang kultural, dan tidak mendiskriminasi berdasarkan agama, gender, ras, usia atau orientasi. Uang dapat digolongkan sebagai pengukur drajat seseorang dalam stratifikasi sosial,  dengan uang kau akan lebih dihargai. Serta uang dapat membangun suatu imperium-imperium besar, dan memajukan sains maupun teknologi.
      Mendapatkan pundi-pundi rupiah ini pun tidak lah gampang. Kau harus bekerja lebih keras jika ingin mendapatkan lebih banyak uang, bahkan rela menanggung nyawa demi segepok uang. Pendapatanmu akan di iming-imingi dengan status sosial yang tinggi dalam masnyarakat. semakin banyak yang uang yang kau kontribusikan terhadap seseorang, maka orang itu akan lebih baik denganmu, membangga-banggakan  kedermawaanmu, membandingkan engkau dengan mereka yang tak memberikan kontribusi sama sekali. 
    Acap kali orang tersinggung jika muali membahas uang, dangan terang-terangan orang memamerkan kekayaan dengan pencapaian berupa, rumah, kendaraan mewah, perhiasan, luas tanah, dan gelar haji_bagi masyarakat sulawesi selatan.
    Oleh karena itu, dewasa ini kita sepantasnya lebih bijak lagi dalam memanfaatkan uang, kita yang menggunakan dan memperdayakan uang, bukan uang yang memperdayakan kita.

Rabu, 22 April 2020

Sosok Yang Tak Kenal Lelah

Kau berjalan santai dan sedikit berbungkuk.
Menancapkan bilah baja yang diasah tajam.
Sesekali kau hentakkan di tangkai yang buah yang kuat.
Dengan sabar kau terus menghentakkannya. 
Akhirnya tangan itu berhasil menjatuhkan buahnya,
Yang kelak akan dia tukarkan dengan lembaran rupiah,
Bahkan hujan diluarsana tak membuat ambisimu kian ciut.
Pohon-pohon yang kian menjulang tinggi menambah beban bagimu,
Pohon yang bak serdadu berbaris rapi diatas tanah.
Kelak pohon itu semakin menua seraya menuanya usiamu.
Dan tiba masanya pohon itu akan tumbang. 
Dan tempat pencaharianmu pun hilang,
Tapi nasip anak istrimu masih melekat di kedua tanganmu.

Leang-leang, 22 April 2020.

Sabtu, 04 April 2020

si gesit yang solid



         Ayunan yang terbuat dari tali itu tak hentinya terayun-ayun ke kiri dan ke kanan membuat mataku lelah dan ingin terpejam, beriring lagu-lagu pengantar tidur yang di nyanyikan oleh tanteku untuk anaknya yang juga berayun di dekatku, aku pun terlelap tapi merasa kurang nyaman dengan posisi tidur terlentang dan badan melengkung. Tepat jam 13.12 aku terbangun dari tidurku ya sedari tadi memang tak nyaman, kuregangkan otot ku agar lebih segar.
         “motono, lokako antarakanggi ambo doko di pucu’ ”bahas bugis yang artinya: (kamu sudah bangun, kamu pergi antarkan bekal untuk bapak di pucu’). (Pucu’ adalah sebuah kampung dibelang gunung lambatorang dikelurahan leang-leang). Aku pun bergegas menarik jaket dan jilbabku, kemuadian aku menyalakan mesin sepeda motor dan membonceng tanteku untuk menemaniku ke sana, jalanan ke pucu’ sempit dan hancur, batu-batuan di jalan sesekali hampir membuat motor yang kukendarai tergelincir, pemerintah sama sekali Tidak  merenovasi jalan-jalan itu, bukan hanya jalan menuju pucu’ yang dipenuhi batu tetapi jalan dekat rumahku pun hanya separuh yang dibeton. 
         Sesampai di sana aku melihat ambo (dia adalah kakeku, tapi aku memangilnya ambo,) iya sedang memukul-mukul padi pada salah satu alat yang kami sebut passampa yang kegunaannya untuk memisahkan padi dari batangnya, aku pun memarkirkan motorku di dekat pohon yang berfungsi sebagai pegangan kawat pagar, kemudian tanteku mebawa bekal dan air kepada ambo, dan melahapnya.  Aku pun duduk diatas motorku sambil menikmati bentang alam perkampungan yang indah, dan masih asri suara-suara moyet pun masih kadang terdengar dari gunung-gunung di dekat sawah.


        Aku bosan duduk saja kemudian menarik dedaunan di pagar, seketika aku diserang oleh makhluk yang begitu gesit, mengelilingiku dan mengikuti kemana aku pergi, kukibas-kibaskan tanganku agar hewan itu menjauh, huf.. akhirnya hewan itu tak mengejarku lagi.  Tanteku berkata kalau disitu ada tawon, aku baru sadar  dan ternyata benar ada sarang tawon bersama dengan anggota-anggotanya yang saling membantu membuat sarang dan bertelur, sebuah kekerabatan yang harmonis dan kerja kelompok yang sangat solid, sementara aku adalah pengganggu ketenangan tawon-tawon itu. Tawon itu adalah jenis tawon kertas, yang mencari sesuap gizi dari ulat,  tawon itu dapat menyengat kita dan sengatannya cukup sakit dan gatal, aku kemudian mengabadikannya. Dan cepat-cepat menjauh dari tempat itu, ambo pun telah menyelesaikan santapan sianganya, karena di tempat itu tak ada bale-bale untuk sekedar beristirahat aku memutuskan untuk pulang kerumah.



Jumat, 03 April 2020

sapi

TUAN KAKEK DAN SAPI BOLONG"
.
Tak pernah ada kata ragu jika hanya sekedar duduk, memandang, dan menunggu si perut-perut kosong terisi.
.
Pengembala sapi, bahasa bugisnya "makkampi sapi" kegiatan ini ditandai dengan musim hujan dan musim menanam pdi, jagung, dan sayur-sayuran. 
Sapi-sapi yang biasanya dilepas kini harus dijaga atau di ikat bahkan dikandangkan, bukan tampa sebab tapi jika sapi-sapi itu dibiarkan berkeliaran maka padi-padi dan tumbuhan lainya akan dimakan, hal seperti itu kerap menyebabkan pertentangan antara si empunya tanaman dan peternak. Maka dari itu sapi harus dikandangkan atau diikat demi menghindari pertentangan. .
.
.
.

Pengantar tidur seorang anak-anak bugis

     Bayi adalah buah hati yang sangat di idamkan kehadirannya, seorang ibu butuh 9 bulan untuk menunggu kelahiran sang buah hati.  sebelum ...