Kini terbersid ide untuk membuat tulisan ini setelah melihat tante saya memiliki seorang bayi yang lucu.
Suku bugis dalam rannya menidurkan bayi. memiliki keunikan tersendiri, seperti anak-anak bayi pada umumnya anak aku bugis di tidurkan dalam ayunan khusus bayi yang disebut "pere". Dahulu ayunan ini terbuat dari sarung yang digantung ditali, sehingga menyisakan ruang untuk tempat sang bayi tidur. Bukan dengan hal lain ternyata menidurkan bayi diatas ayunan punya manfaat tersendiri selain agar anak merasa selalu berada dalam gendongan ibu, juaga agar bayi tidak mudah dijangkau oleh serangga yang merayap seperti semut ketika ibunya pergi sejenak entah itu untuk memasak, mencuci atau menyapu. Hal ini juga yg digunakan oleh orang terdahulu yang tinggal didalam hutan agar sang anak tidak mudah dijangkau oleh binatang buas ketika orangtuanya pergi berburu.
Jika anak-anak atau bayi tidak ditidurkan di atas ayunan sang ibu menemani anaknya (tidur didekat anaknya) atau dalam bahasa bugis disebut "diluserang" disinilah seorang ibu membelai lembut atau menepuk-nepuk bagian tertentu dari tubuh anaknya, biasanya bagian punggung dan bokong sang anak. Halini dilakukan agar anak merasa nyaman dan tidurnya lebih nyeyak.
Kegiatan seperti mengayun, menemani anak kadang di selingi dengan lantunan irama lisan yang dinyayikan oleh orangtua dalam menidurkan anakanya, inilah yang di sebut sebagai nyayian pengantar tidur.
Nyayian pengantar tidur bayi Bugis sangat unik, yang membuatnya unik pada saat sang ibu mulai menyayikan lagu-lagu pengantar tidur, yang terkesan senduh, seakan membawa saya untuk tertidur juga. Suarang membuat siapapun yang mengerti arti dari lagu tersebut seketika merinding mendengarnya bahkan dapat membuat kita menangis, dalam bahasa Bugis mereka menyebutnya "pakurusumange".
Lagu pengantar tidur yang terkenal diatanyanya Yabe- lale, capu kucampa, ana'riyabbeang. Dan masih banyak lagi lagu-lagu yang dinyanyikan. lagu-lagu pengantar tidur ini berupa ritual yang dilakukan oleh orang tua bugis dalam menidurkan sang buah hati, lagu-lagu ini mengandung makna serta pesan moral serta pengharapan orangtua kepada anaknya atau berupa cerita yang dibawakan dengan nyayian.
Sekarang lagu. lagu seperti yabe-lale sudah jarang dinyayikan oleh ibu, terkecuali bagai mereka yang masih tinggal di daerah pedesaan dan masih mengenal lagu-lagu ini. juga sekarang sudah ada hp yang dapat digunakan untuk memutar lagu-lagu itu.
Yang pada intinya lagu-lagu pengantar tidur merupakan cara orang tua bugis dalam menudurkan anaknya yang mengandung makna dan nilai-nilai atau berupa cerita-cerita yang didalamnaya berisi pengharapan kepada sang anak.